Banyak orang menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan mencari bukti keberadaan Tuhan. Banyak yang sudah sejak dilahirkan telah diajarkan untuk percaya bahwa Tuhan itu ada, dan mereka tetap mempercayainya. Namun juga banyak masih skeptis terhadap kepercayaannya bahwa Tuhan itu benar-benar ada. Bagi siapa saja yang meragu akan keberadaan-Nya, LIHATLAH, HIRUPLAH, SENTUHLAH, DENGARKAN, dan RASAKANLAH.
Apa yang dihadiahkan pada kita adalah kemampuan untuk menyatukan seluruh indera yang kita miliki lalu menikmatinya sebagai bukti keberadaan Tuhan.
Sudah lama ku mendengar bahwa untuk melihat matahari terbenam yang paling indah adalah di gurun pasir. Melihat langit berubah merah, jingga, kuning, biru, dan ungu sembari membuat siluet pegunungan, merupakan satu keindahan melihat terbenamnya matahari di gurun pasir. Tapi, tidak hanya itu saja, itu adalah bukti bagi orang-orang yang ragu akan keberadaan-Nya; bukti betapa agungnya cara Tuhan untuk mengatakan Selamat malam pada dunia.
Disaat butir-butir hujan turun dan memantulkan sinar matahari, atau disaat mesin pemotong rumput baru saja memotong habis rumput dihalaman, kita bisa mencium salah satu aroma yang paling melegakan di dunia ini, aroma yang mengisi penuh hati kita dengan rasa damai dan kepuasan hati. Dengan cara ini, Tuhan sekali lagi menyentuh hati dan pikiran kita dengan keagungan ciptaan-Nya.
Saat kita sedang berada di titik terendah dalam hidup, secara mengejutkan, seseorang – atau sesuatu – mendatangi dan menyentuh kita dengan cara yang tidak biasanya, secara berangsur-angsur mengobati luka, dan memberikan rasa nyaman dan harapan dijiwa. Apakah itu keluarga, teman, atau bahkan orang asing, dan siapa saja, kamu bisa pastikan bahwa itulah cara Tuhan untuk menguatkan hati makhluk ciptaan-Nya, Tuhan membuktikan keberadaan-Nya pada kita melalui tangan-tangan hasil ciptaan-Nya.
Pernahkah anda mendengarkan alunan kicau burung-burung di pagi hari, mendengarkan canda tawa anak-anak yang sedang bermain bersama; apakah saat itu anda merasakan jiwa anda bahagia, kagum akan indahnya kebersamaan, yang membuat jiwa kita seakan-akan ingin terus berada dalam genggaman-Nya; inilah cara Tuhan dalam memberikan rasa nyaman dan kepuasan dalam hidup, yang membuat seakan-akan jiwa kita mendengar Tuhan berbicara dalam bahasa dengan apa yang kita sebut sebagai cinta.
Rasa, barangkali adalah salah satu cara Tuhan – bagiku – untuk merefleksikan sisi humorisnya. Selama beberapa tahun, aku merasa bahwa apel segar adalah salah satu bukti pekerjaan Tuhan dalam hidup kita. Apa lagi yang kamu butuhkan dibandingkan dengan bersama-sama menikmati pemberian buah apel manis dari orang yang paling kita sayangi. Diwaktu yang sama, terkadang jus lemon pun akan terasa manis di lidah kita, dibawah panas terik matahari, tidak ada yang bisa lebih menyegarkan lagi dibandingkan dengan meminum jus lemon segar sembari berteduh dibawah rindangnya pepohonan. Sekali lagi, kita akan tersenyum kagum, betapa agungnya Tuhan menyediakan satu jalan bagi kita untuk berkomunikasi dengan-Nya.
Satu kali aku pernah berpikir, sepertinya kita mencoba terlalu jauh untuk bisa merasakan keberadaan Tuhan. Seandainya saja kita bersama-sama mampu menyatukan indera kita, kita akan menyadari bahwa Ia selalu bersama kita di setiap berjalannya waktu. Lain kali, seandainya saja anda takjub akan indahnya kejadian alam atau baru saja menyantap makanan baru, ingatlah untuk berterima kasih pada Tuhan untuk pemberian-Nya.
Kelima pancaindera kita dimaksudkan untuk melakukan hal-hal yang tidak terduga; kelimanya adalah cara Tuhan untuk berkenalan pada kita, karena Tuhan tahu, itulah cara bagi-Nya untuk membuktikan keberadaanya untuk tingkatan kita sebagai ciptaan-Nya. Apapun yang telah Ia berikan pada kita, sempurna atau tidaknya, kita harus berterima kasih pada-Nya, karena hanya dengan bersyukur, Tuhan akan memperlihatkan pada kita keberadaan, maksud dan tujuan-Nya.