Anarki(s)(me) Yang Disalahartikan
Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Aziz Angkat tewas akibat kekerasan dalam aksi demo anarkis untuk pembentukan Provinsi Tapanuli di Gedung DPRD Sumut, Selasa (3/2/2009). Demikianlah berita terdengar dan tertulis di media cetak dan elektronik. Kabar itu sontak menjadi headline berita, baik media lokal maupun nasional.
Kita tentu berduka cita atas kejadian ini. Ini adalah demokrasi yang keblablasan. Pada tingkat ini bukan hanya sang wakil rakyat yang mati, tapi demokrasi itu sendiri. Pelakunya harus diusut dan dihukum dengan tegas. Dan untuk korban, kita berdoa semoga Sang Pencipta meletakannya di tempat yang baik di alam baka sana. Amin!
Namun lepas dari itu, ada yang mengganjal dalam diri penulis tiap kali media menggunakan kata anarki, anarkis, atau pun anarkisme dalam pemberitaan. Kata-kata ini memang acap digunakan. Biasanya merujuk kepada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Namun benarkah itu makna sejati dari anarki, anarkis, dan anarkisme? Berikut penyusuran penulis terhadap makna kata-kata tersebut.
Pencarian awal dilakukan pada halaman wikipedia (www.wikipedia.org) dan anarchopedia (www.anarchopedia.org) edisi Indonesia di internet. Panjang lebar persoalan anarkisme dibahas di ensiklopedia ini.
Dalam anarchopedia dijelaskan bahwa kata anarki adalah sebuah kata serapan dari anarchy (bahasa Inggris) dan anarchie (bahasa Belanda, Jerman, dan Perancis), yang juga mengambil dari kata Yunani anarchos/anarchia. Ini merupakan kata bentukan a (tidak/tanpa/nihil) yang disisipi n dengan archos/ archia (pemerintah/kekuasaan). Anarchos/anarchia = tanpa pemerintahan. Sedangkan Anarkis berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki.
Di halaman web yang sama juga diterangkan bahwa anarki adalah perindu kebebasan martabat individu. Ia menolak segala bentuk penindasan. Jika penindas itu kebetulan pemerintah, ia memilih masyarakat tanpa pemerintah. Jadi, anarki sejatinya bumi utopis yang dihuni individu-individu yang ogah memiliki pemerintahan dan menikmati kebebasan mutlak.
Di wikipedia pengertian anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus ditiadakan.
Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa hirarkis (baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial). Para Anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya.
Melihat penjelasan-penjelasan ini maka sebenarnya ada yang salah dengan pengertian anarki, anarkis, dan anarkisme dalam kehidupan sehari-hari (juga dalam bahasa media). Ternyata anarkisme adalah sebuah ideologi. Dan anarkis adalah orang yang mempercayai dan menjalankan ideologi tersebut.
Kalau kita contohkan saja kematian ketua wakil rakyat di atas adalah tindakan para anarkis: apakah ini benar? Massa yang melakukan demo waktu itu dapat dipastikan bukanlah penganut ideologi anarki, karena jelas-jelas mereka menuntut pembentukan provinsi, padahal sejatinya kaum anarki tidak percaya dengan struktur pemerintahan. Dan yang jelas kaum anarki adalah anti kekerasan, sebagaimana dijabarkan di atas. Bagaimana mungkin kemudian kaum anarkis melakukan kekerasan?
***
Penyelusuran belum selesai. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan WJS. Poerwadaminta, lema anarki memiliki arti (1) tidak ada undang-undang; tata tertib dan pemerintahan (2) kekacauan (dalam negara dan sebagainya). Sedangkan lema anarkis dalam kamus itu berarti orang yang melakukan tindakan anarki. Tidak ada lema anarkisme dalam kamus yang sering dipakai sebagai acuan berbahasa Indonesia ini.
Kalau menggunakan pegangan kamus ini, wajar memang kalau dalam kehidupan sehari-hari kata anarki, anarkis, dan anarkisme merujuk pada prilaku kekerasan dan kekacauan. Menurut penulis terjadi kesalahan kala menyerap kata-kata tersebut ke dalam Bahasa Indonesia. Karena jelas kamus tersebut memuat arti yang menyimpang dari makna filosofis sebagaimana dimaksud penggagas anarkisme. Mestinya ini perlu ditinjau dan diluruskan, kalau tidak kaum anarkis akan selalu menjadi aktor kekerasan atas perbuatan yang tak pernah dilakukannya di negeri ini. Apa lagi sampai membunuh wakil rakyat. ***